Saturday, December 21, 2013

Pantai Selayar yang Indah di Ujung Sulawesi Selatan

Dermaga Pantai Selayar
Terletak di ujung Provinsi Sulawesi Selatan, pulau tenang dan terisolasi ini bernama Pulau Selayar. Di sanalah akan Anda dapati pulau dengan hamparan pasir putih luas dan perairan nan jernih. Meskipun masih didominasi oleh hutan tadah hujan, Selayar menawarkan banyak pantai berpasir putih.
Pulau Selayar memiliki panjang 80 kilometer dan merupakan pintu gerbang menuju ke keindahan Taman Nasional Taka Bonerate. Di bawah lautnya tersimpan warna-warni terumbu karang, spons raksasa, hingga beraneka ragam jenis ikan seperti duyung, tuna, penyu dan pari manta. Selayar terdiri dari 21 pulau dan atol, dimana Taka Bonerate merupakan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kepulauan Marshall dan Maladewa.

Kota terbesar di Selayar adalah Benteng yang ramai dengan sepeda motor dan becak. Pusat kotanya masih menyisakan sebuah penjara tua peninggalan Belanda dari tahun 1890 yang masih kokoh berdiri. Pusat kota atau sering disebut alun-alun itu merupakan pusat berbagai kegiatan perayaan seni, budaya, dan hiburan di Selayar.
Pulau Selayar sebenarnya sudah terkenal sejak berabad lamanya, Manuskrip Jawa kuno, yaitu Nagara Kertagama menyebutkan pada abad ke-14 terdapat sebuah kerajaan yang berkuasa di Selayar. Kerajaan pra-Islam tersebut tampaknya telah menjadi pusat perdagangan dan dikunjungi pedagang dari China, Filipina dan Thailand. Bukti keberadaan kerajaan di Pulau Selayar tersebut diperkuat bukti-bukti yang ditemukan berbagai artefak di sekitar pulau. Salah satu penemuan yang paling penting adalah Gendang Dongson yang merupakan gendang terbesar di dunia dan menurut penelitian sudah berusia sekira 2.000 tahun. Gedang ini kemungkinan berasal dari zaman perunggu. Artefak yang ditemukan lainnya adalah seperti porselen Cina dan porselen Sawankholok (Thailand). Menurut penelitian bahwa kemungkinan pengaruh Islam mulai masuk Selayar pada abad ke-16 yang dibawa oleh pengikut Sulatan Ternate dari Maluku Utara.
Pada abad ke-16 kekuasaan atas Pulau Selayar diperebutkan berbagai pihak karena produk katunnya yang menjadi favorit di Nusantara. Perebutan kekuasaan atas Selayar ketika itu akhirnya dimenangkan Belanda dan kemudian memonopoli perdagangan kapas serta memaksa rakyat Selayar untuk mengirimkan kapas hanya ke Fort Rotterdam di Makasaar saja. Akan tetapi, dengan hadirnya kain modern membuat popularitas kapas menyusut dan masyarakat Selayar pun dipaksa untuk kembali hidup dari produk kelapa.

Photo dari Ng Sebastian: 
Batangmata Selayar

Pantai Selayar

Deluxe Bungalow di Pulau Selayar
Bonetapalang Dive Spot