Monday, August 26, 2013

Keindahan Taman Nasional Wasur, Merauke, Indonesia.

Burung Cendrawasih Kuning Besar di Taman Nasional Wasur
Taman Nasional Wasur merupakan perwakilan dari lahan basah yang paling luas di Papua/Irian Jaya yang masih alami dan sedikit mengalami gangguan oleh aktivitas manusia. Sekitar 70 persen dari luas kawasan taman nasional berupa vegetasi savana, sedang lainnya berupa vegetasi hutan rawa, hutan musim, hutan pantai, hutan bambu, padang rumput dan hutan rawa sagu yang cukup luas. Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan di kawasan taman nasional ini antara lain api-api (Avicennia sp.), tancang (Bruguiera sp.), ketapang (Terminalia sp.), dan kayu putih (Melaleuca sp.).
Jenis satwa yang umum dijumpai antara lain kanguru pohon (Dendrolagus spadix), kesturi raja (Psittrichus fulgidus), kasuari gelambir (Casuarius casuarius sclateri), dara mahkota/mambruk (Goura cristata), cendrawasih kuning besar (Paradisea apoda novaeguineae), cendrawasih raja (Cicinnurus regius rex), cendrawasih merah (Paradisea rubra), buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae), dan buaya air asin (C. porosus).
Keanekaragaman hayati bernilai tinggi dan mengagumkan di Taman Nasional Wasur, menyebabkan kawasan ini lebih dikenal sebagai “Serengiti Papua”.
Wilayah Merauke ini merupakan lokasi satu-satunya yang memiliki jenis rawa serta savanah yang mirip dengan bagian utara Australia, tidak heran di sini bisa ditemukan jenis mamalia Kanguru yang tidak mungkin ditemukan diwilayah lain. Jenis-jenis burung yang terdapat di Merauke ini sebagian merupakan jenis burung migran yang berasal dari Australia.
Tujuan perjalanan Danau Bian merupakan Suaka Margasatwa yang letaknya dihulu sungai Bian. Ditempuh melalui jalan darat dari kota Merauke melalui jalan trans Irian yang melewati Taman Nasional Wasur serta beberapa lokasi lain seperti Kampung Sota, kampung Bupul dan Kecamatan/Distrik Elikobel menuju Distrik Muting. Jalan darat lancar untuk dilalui pada saat musim panas tetapi pada saat musim hujan jalan darat menjadi genangan-genangan air yang sulit untuk dilalui. Tetapi lokasi Suaka Margasatwa Danau Bian ini masih dapat ditempuh melalui sungai Bian, dari Kota Merauke harus melalui laut dan masuk ke sungai Bian.
Suaka Margasatawa Danau Bian memiliki luas 96.000 ha, merupakan lokasi bagi berbagai jenis burung. Penulis yang berkunjung pada musim kemarau, bisa melalui jalan darat melalui jalan Trans Irian. Perjalanan dengan jalan darat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor dan menjadi perjalanan yang sangat menarik karena bisa melalui lokasi Taman Nasional Wasur, desa-desa tradisional masyarakat Marind. Perjalanan melalui trans Irian ini melewati desa Sota yang merupakan desa perbatasan Indonesia dengan Papau New Guinea di wilayah selatan Propinsi Papua. Desa ini pusat perdagangan kecil yang sering dikunjungi oleh pelintas batas dari Papua New Guinea untuk membeli beberapa barang dari Indonesia. Dari sota perjalanan dilanjutkan kembali melewati Taman Nasional Wasur, perjalanan di musim kemarau sangat berbeda dengan musim hujan. Rawa-rawa dipinggir jalan tampak kering, jika beruntung bisa melihat beberapa satwa mencari air di rawa. 

Danau Rawa Biru
Lahan basah di taman nasional ini merupakan ekosistem yang paling produktif dalam menyediakan bahan pakan dan perlindungan bagi kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan kepiting yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Berbagai jenis satwa seperti burung migran, walabi dan kasuari sering datang dan menghuni Danau Rawa Biru. Oleh karena itu, Danau Rawa Biru disebut “Tanah Air” karena ramainya berbagai kehidupan satwa. Lokasi ini sangat cocok untuk mengamati atraksi satwa yang menarik dan menakjubkan.
Musamus berdiri kokoh di Taman Nasional Wasur di Kabupaten Merauke. Selain rumah semut, dapat juga dijumpai Rusa, Kangguru, dan berbagai jenis binatang lainnya. Taman Nasional Wasur merupakan  taman nasional yang dihuni sekitar 80 jenis mamalia yang 20 di antaranya endemik. Dengan memiliki sekitar 390 jenis burung, maka taman nasional itu merupakan wilayah paling kaya akan jenis burung di Tanah Papua, bahkan di Indonesia.

Musamus "Rumah Semut" setinggi 5 meter di Taman Nasional Wasur.
Melihat sekilas gundukan besar tersebut tidak terbayangkan kalau itu adalah rumah semut. Mungkin yang sering kita lihat hanyalah rumah semut setinggi 3-5cm saja, tapi di tempat ini kita bisa menemukan gundukan rumah semut setinggi 5 meter.
Tentu saja keajaiban itu ada di negeri kita, di Merauke tepatnya. Rumah semut raksasa ini diberi nama Musamus. Pasukan semut membangun istananya ini dengan menggunakan bahan dasar tanah, rumput kering dan air liur sebagai perekatnya. Semut yang membangun istana ini adalah semut putih atau yang biasa dikenal denghan rayap.
Bukan hanya tempat tinggal manusia yang memiliki ventilasi, begitupun dengan rumah semut ini. Di dinding-dinding bangunannya terdapat lubang berupa lorong-lorong yang membantu melindungi dari air hujan, dan membantu melepas panas ke udara ketika musim panas tiba. Keistimewaan inilah yang kemudian membawa Musamus sebagai ikon Kota Ternate.
Meskipun terbuat dari butiran tanah, Musamus sangat keras dan kuat. Karena di daerah ini jarang sekali ditemukan batu, pada masa lampau suku Marind sering memanfatkan bongkahan masamus untuk memasak. Caranya, pecahan Musamus yang kering itu dibakar sampai panas, lalu dipergunakan untuk memeram ubi atau daging pada rangkaian upacara bakar batu.
Untuk mencapai di Taman Nasional ini Dari Jayapura ke Merauke menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 1,5 jam, kemudian dari Merauke ke lokasi menggunakan kendaraan roda empat dalam waktu satu sampai dua jam melalui jalan trans Irian.