Denok dan Gareng |
Setelah lolos dalam program bergengsi Competition for First Appearance di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) tahun 2012 lalu, film dokumenter Denok & Gareng (2012) yang disutradarai oleh Dwi Sujanti Nugraheni, dipastikan akan berkompetisi dalam program New Asian Currents di Yamagata International Documentary Film Festival (YIDFF), 10-17 Oktober 2013 mendatang di Jepang.
Denok & Gareng akan bersaing dengan
18 film Asia lainnya dengan juri yang terdiri dari Philip Cheah dan
Takashi Toshiko. Film ini bercerita tentang kehidupan sehari-hari
pasangan suami-istri yang beternak babi di sebuah wilayah di Yogyakarta.
Demi mencukupi nafkah keluarga dan menambal hutang yang ditinggalkan
bapaknya, pasangan ini juga harus bekerja di beberapa tempat lain.
Relasi cinta serta dinamika kehidupan sederhana dalam keluarga mereka
terbangun sepanjang durasi film.
Film ini tidak menggunakan metode
wawancara di sepanjang durasinya. “Saya menggunakan teknik
observasional, karena saya tidak ingin ‘mengganggu’ subjek saya. Semua
berjalan secara natural serta tidak ada hal yang ‘dibuat-buat’ oleh
mereka. Saya tidak perlu lagi bertanya dan memaksanya untuk memberikan
jawaban yang mungkin mereka tak ingin menjawabnya,” jelas Heni,
panggilan akrab sutradara Denok & Gareng.
Heni mengaku sangat memilih ketika
memasukkan filmnya dalam sebuah festival. IDFA dan YIDFF ini merupakan
dua festival yang memang menjadi targetnya. “Saya memilih
festival-festival ini karena memang tempat yang tepat untuk film saya,
baik secara ideologi, isu yang dibawa, maupun manajemen festivalnya.
Selain itu, saya juga memiliki target-target tertentu. Misalnya untuk
world premiere film ini, harus di festival film yang filmmarket-nya
bagus. Itu makanya IDFA 2012 menjadi pilihan yang paling tepat,” tutur
Heni, tegas.
YIDFF sendiri merupakan salah satu
festival dokumenter terpenting di dunia dan diselenggarakan setiap dua
tahun. New Asian Currents merupakan salah satu program kompetisi di
YIDFF bagi sutradara yang baru pertama kali memasuki arena festival ini.
Program ini mulai diadakan pada penyelenggaraan YIDFF tahun 1995.
Pada tahun-tahun sebelumnya, tercatat beberapa film dari Indonesia yang berada dalam sesi kompetisi ini. Sebutlah di antaranya Merry-Go-Round
(1993) yang disutradarai Muhammad Rivai Riza atau yang lebih dikenal
sebagai Riri Riza, masuk tatkala Program New Asian Currents ini pertama
dibuka. Pada YIDFF berikutnya tahun 1997, The Little Gayo Singer (1995) sutradara Nan Triveni Achnas berhasil lolos berkompetisi.
Film-film Indonesia bukannya tak pernah
berprestasi di YIDFF. Setidaknya ada dua film yang pernah mendapatkan
penghargaan pada sesi New Asian Currents ini. Pada YIDFF 2007, The Drown Sea (2006) karya Yuslam Fikri Anshari (Yufik) mendapatkan Award of Excellence. Lalu pada 2011, Prison and Paradise (2010) sutradara Daniel Rudi Haryanto membawa pulang Directors Guild of Japan Award.
Masuknya Denok & Gareng dalam
kompetisi di YIDFF tahun ini menjadi sumbangan berharga untuk perfilman
dokumenter tanah air. Daniel Rudi Haryanto, yang merasakan atmosfer
kompetisi di YIDFF tahun 2011, menyampaikan apresiasinya kepada
sutradara dan seluruh tim Denok & Gareng: “Keren! Sebuah gerak maju
dan sumbangan penting untuk Indonesia. Aku melu bangga lan bungah!” * Iman Ramadhan / Komunitasfilm.org / Editor: Bayu Bergas
Berikut daftar film Indonesia yang masuk dalam Yamagata International Documentary Film Festival dari tahun ke tahun.
Tahun | Sesi/Program | Film Indonesia |
---|---|---|
1991 | Asia Program | Paraing Marapu (Dudit Widodo, 1990) |
1993 | Asia Program | • Genesis Genesis (Gotot Prakosa, 1981) • Jalur (Gotot Prakosa, 1977) • Meta Ekologi (Gotot Prakosa, 1979) • Meta-Meta (Gotot Prakosa, 1977) • On Family Planning (Gotot Prakosa, 1979) |
1995 | New Asian Currents | Merry-Go-Round (Muhammad Rivai Riza, 1993) |
1997 | New Asian Currents | The Little Gayo Singer (Nan Triveni Achnas, 1995) |
1999 | New Asian Currents | Jakarta Stock Shots: No. 7 (Ron Puyundatu, 1999) |
2001 | Tidak ada | Tidak ada |
2003 | Tidak ada | Tidak ada |
2005 | Tidak ada | Tidak ada |
2007 | New Asian Currents | • The Drown Sea (Yuslam Fikri Anshari, 2006) | “Meraih Award of Excellence” • Playing between Elephants (Aryo Danusiri, 2007) |
2009 | New Asian Currents | Crescent Moon Over the Sea (Yuli Andari, 2007) |
2009 | Program Khusus: Islands / I Lands – Cinema in Exile |
• Meta Ekologi (Gotot Prakosa, 1979) • Promised Paradise (Leonard Retel Helmrich, 2006) • The Sorceress of Dirah (Sardono W. Kusumo, 1992) |
2011 | New Asian Currents | Prison and Paradise (Daniel Rudi Haryanto, 2010) Meraih “Directors Guild of Japan Award” |
2013 | New Asian Currents | Denok & Gareng (Dwi Sujanti Nugraheni, 2012) |
2013 | International Competition | The Act of Killing aka Jagal (Joshua Oppenheimer, 2012) |
Sumber: komunitasfilm.org