Friday, September 6, 2013

Goa Grubug, Gunungkidul, Jogja

Caver beristirahat setelah turut dari mulut Goa Jomblang di Gunung Kidul, Yogyakarta. Gua Jomblang merupakan salah satu gua dari ratusan kompleks gua Gunungkidul yang terkenal karena keunikan dan keindahannya yang tidak terbantahkan.
Gunung Kidul bagian selatan menyajikan petualangan mendebarkan melalui kawasan Perbukitan Karst, bagian dari Pegunungan Karst Gunung Sewu yang membujur di Selatan Jawa. Pepohonan yang rimbun di Luweng Jomblang, pintu awal perjalanan Blacktrailers menuju dunia bawah tanah ini, menyambut kembali dengan udara yang menyegarkan. Luweng Jomblang-yang terhubung dengan Luweng Grubug-adalah sebuah area berdiameter 40 meter yang jutaan tahun lalu ada di permukaan tanah lalu amblas sekitar 60 meter ke bawah, membawa serta semua biota yang ada didalamnya. Di hutan ini waktu bagai terhenti. Ekosistem dasar Luweng mirip jutaan tahun yang lalu menyisakan tanaman yang menurut peneliti masih dalam proses identifikasi, karena tak lagi ditemukan di seluruh kawasan Karst Gunung Sewu.
Caver bersiap menuruni Goa Jomblang di Gunung Kidul. Gua dengan luas mulut lebih kurang 50 meter ini menjadi Goa yang sangat menarik untuk melakukan kegiatan Caving.
 Di awal penelusuran, menuruni lubang raksasa ini memang butuh kewaspadaan dan teknik tersendiri. Untuk kembali ke atas lalgi-lalgi kita wajib menggunakan bantuan tali untuk naik sekitar 25 meter atau sekitar 6 lantai gedung bertingkat. Selain menggunakan teknik SRT atau Single Rope Technique-naik menggunakan alat bantu namun tenaga sendiri-teknik lain yang bisa dilakukan adalah teknik hauling dan lowering. Dalam teknik ini, pengunjung gua menggunakan peralatan pengaman, kemudian duduk manis saat diturunkan atau dinaikkan dengan bantuan tenaga orang lain. Ibarat mengerek ember dari dasar sumur dengan mekanisme khusus.
Seorang caver mengamati stalakmit di Goa Jomblang.