Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengangkat piala penghargaan Future Goverment 2013 di halaman Balai Kota, Surabaya |
Penghargaan tingkat internasional kembali diraih Pemkot Surabaya. Kota
Surabaya terbukti mampu mengungguli kota-kota besar dan negara maju
lainnya dengan menorehkan prestasi di tingkat Asia Pasifik melalui ajang
penghargaan FutureGov Awards 2013. Pemkot Surabaya meraih gelar
di dua kategori, yaitu Data Center dan Data Inclusion. Kategori Data
Center diraih melalui Media Center Pemerintah Kota Surabaya, sedangkan
Data Inclusion melalui Broadband Learning Center (BLC). Penghargaan
tersebut diterima Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Angsana Laguna
Phuket, Thailand, Jumat (25/- 10). Kemarin pagi, dua trofi bergengsi
tersebut dikirab keliling kota oleh wali kota bersama jajaranSKPD
PemkotSurabayamulai dari Markas Korem 084/Bhaskara Jaya Surabaya menuju
TamanSurya diBalaiKotaSurabaya.
Dalam keterangan yang disampaikan melalui http://www.futuregov.asia, pada kategori Data Center, Pemkot Surabaya dinilai telah melakukan inovasi, efisiensi, dan unggul dalam manajemen proyek di sekitar pusat data. Sementara kategori Digital Inclusion karena Pemkot Surabaya memiliki program unggul dalam menggunakan teknologi untuk menjembatani kesenjangan digital. Dua penghargaan tersebut diraih Surabaya setelah menyisihkan 50 kota yang menjadi nominasi. Dan 50 nominasi tersebut merupakan hasil seleksi dari sekitar 800 kota yang berharap mendapatkan penghargaan ini. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya menyatakan, Kota Surabaya menjadi satu-satunya lembaga di Asia Pasifik yang mampu menerima dua penghargaan sekaligus. Hebatnya, Surabaya berhasil mengungguli beberapa negara maju yang selama ini lebih diunggulkan di bidang teknologi informasi, seperti Singapura, Australia, China, Hong Kong, dan India. “Surabaya bisa kalahkan mereka semuanya. Hampir di semua kategori, kita masuk nominasi dan memenangi dua penghargaan ini.
Hanya Surabaya yang mendapatkan dua penghargaan. India dan Singapura yang teknologinya maju hanya dapat satu penghargaan. Karena itu, saya berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung teknologi informasi di Surabaya,” tegas Risma yang disambut aplaus ratusan hadirin yang hadir di Taman Surya. Menurut Risma, penghargaan ini menjadi indikator jelas bahwa Kota Surabaya merupakan kota yang pemerintahannya sudah mampu mengelola dengan baik bagaimana berkomunikasi dengan tiga juta masyarakat melalui Broad Band Learning (BLB).
“Percepatan pelayanan data kita lebih baik dengan daerah lain karena kita terpadu dan tidak ada lagi manipulasi. Ini penghargaan untuk masyarakat karena salah satu kategorinya, yaitu BLB, selama ini kita bangun untuk masyarakat,” sambung Risma. Sementara Ketua DPRD Surabaya MochMachmudyangikut hadir di Taman Surya menyatakan kebanggaannya atas prestasi yang diraih Pemkot Surabaya. Menurutnya, penghargaan ini bukan main-main karena tingkat penilaiannya sangat sulit dan tidak bisa dilobi. “Untuk bidang data center, semua terkait elektronik. Tren dunia seperti ini, di beberapa negara maju sudah menerapkan ini dan Surabaya bisa mengikuti. Saya kira ini jadi pelecut untuk kita agar bisa lebih maju,” tegas Machmud. Machmud mengatakan, Surabaya sebenarnya sudah lama melakukan inovasi di bidang data center meliputi e-procurementatau e-budgetingsementara kota-kota lain, seperti Jakarta baru akan memulai. “Harusnya kota-kota lain di Indonesia dan juga dunia, meniru apa yang telah dilakukan Surabaya. Kalau diadopsi, saya yakin Indonesia jadinya akan lebih baik karena korupsi secara administrasi akan bisa ditekan,” ujar Machmud.
Pemkot Surabaya memang menjadi pemerintah kota yang melek teknologi. Bahkan, di Indonesia, Pemkot Surabaya merupakan pionir. Sejak November 2011, sudah ada Media Center Pemkot Surabaya yang merupakan salah satu implementasi dari model open government dengan membuka akses komunikasi yang efektif dan efisien dengan masyarakat yang terkait dengan proses pembangunan dan pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya.
Media Center merupakan sistem pelayanan informasi terintegrasi bagi masyarakat Surabaya yang ingin berpartisipasi dalam perkembangan pembangunan kota Surabaya. Bentuk partisipasi masyarakat terwujud dalam keluhan, pengaduan, kritik, saran, dan pertanyaan yang terkait proses pembangunan dan pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya. Dalam menyampaikan keluhan atau permohonan informasi, masyarakat bisa memilih akses yang dibuka Media Center melalui berbagai macam media, yaitu telepon, SMS, website, email, faksimile, facebook, twitter, dan portal.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, jumlah keluhan dan permohonan informasi dari masyarakat yang masuk melalui Media Center sampai November 2011 atau sebelum dirilis Media Center adalah sebesar 698. Sementara pada tahun 2012 sebesar 2717. Lalu, sejak Januari hingga September 2013 saja sudah mencapai 2.500.
Meningkatnya jumlah tersebut bukan berarti kinerja Pemkot menurun. Namun, karena Pemkot telah membuka akses komunikasi seluas-luasnya yang disambut respons positif warga yang menilai Media Center sebagai sarana tepat dalam menyampaikan keluhan atau permohonan informasi tentang Pemkot. Dari 2.500 total keluhan dan permintaan informasi yang masuk ke Media Center pada Januari hingga September 2013, sebanyak 1.888 di antaranya permohonan informasi yang menandakan kepercayaan publik terhadap pelayanan informasi dari pemkot yang akuntabel dan transparan.
Transparansi informasi sendiri merupakan salah satu indikator dari good governance. Selain itu, penerapan Standard Operating Procedure (SOP) juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepercayaan masyarakat yang melapor meningkat. Ada dua SOP yang diterapkan, yakni respons maksimal 1x60 menit untuk berintegrasi dengan tim Pelayanan Keluhan/ Pengaduan Masyarakat (TPKPM) di masing-masing SKPD dan juga respons maksimal 1x24 jam dalam memberikan jawaban kepada masyarakat yang melapor.
Sementara Broadband Learning Center (BLC) merupakan fasilitas pembelajaran IT yang dapat dinikmati oleh masyarakat Surabaya secara gratis agar warga Surabaya melekIT. Ini merupakan salah satu upaya percepatan menuju Surabaya Cyber City. BLC hadir di lokasi-lokasi yang dekat dengan ruang publik seperti taman kota dan rumah susun (rusun), sehingga mudah diakses oleh masyarakat. Broadband Learning Centre (BLC) didukung oleh PT Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur melalui CSR (corporate social responsibility) dengan membuat kesepakatan dalam MOU bersama Pemerintah Kota Surabaya. Selanjutnya BLC dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya
Dalam keterangan yang disampaikan melalui http://www.futuregov.asia, pada kategori Data Center, Pemkot Surabaya dinilai telah melakukan inovasi, efisiensi, dan unggul dalam manajemen proyek di sekitar pusat data. Sementara kategori Digital Inclusion karena Pemkot Surabaya memiliki program unggul dalam menggunakan teknologi untuk menjembatani kesenjangan digital. Dua penghargaan tersebut diraih Surabaya setelah menyisihkan 50 kota yang menjadi nominasi. Dan 50 nominasi tersebut merupakan hasil seleksi dari sekitar 800 kota yang berharap mendapatkan penghargaan ini. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya menyatakan, Kota Surabaya menjadi satu-satunya lembaga di Asia Pasifik yang mampu menerima dua penghargaan sekaligus. Hebatnya, Surabaya berhasil mengungguli beberapa negara maju yang selama ini lebih diunggulkan di bidang teknologi informasi, seperti Singapura, Australia, China, Hong Kong, dan India. “Surabaya bisa kalahkan mereka semuanya. Hampir di semua kategori, kita masuk nominasi dan memenangi dua penghargaan ini.
Hanya Surabaya yang mendapatkan dua penghargaan. India dan Singapura yang teknologinya maju hanya dapat satu penghargaan. Karena itu, saya berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung teknologi informasi di Surabaya,” tegas Risma yang disambut aplaus ratusan hadirin yang hadir di Taman Surya. Menurut Risma, penghargaan ini menjadi indikator jelas bahwa Kota Surabaya merupakan kota yang pemerintahannya sudah mampu mengelola dengan baik bagaimana berkomunikasi dengan tiga juta masyarakat melalui Broad Band Learning (BLB).
“Percepatan pelayanan data kita lebih baik dengan daerah lain karena kita terpadu dan tidak ada lagi manipulasi. Ini penghargaan untuk masyarakat karena salah satu kategorinya, yaitu BLB, selama ini kita bangun untuk masyarakat,” sambung Risma. Sementara Ketua DPRD Surabaya MochMachmudyangikut hadir di Taman Surya menyatakan kebanggaannya atas prestasi yang diraih Pemkot Surabaya. Menurutnya, penghargaan ini bukan main-main karena tingkat penilaiannya sangat sulit dan tidak bisa dilobi. “Untuk bidang data center, semua terkait elektronik. Tren dunia seperti ini, di beberapa negara maju sudah menerapkan ini dan Surabaya bisa mengikuti. Saya kira ini jadi pelecut untuk kita agar bisa lebih maju,” tegas Machmud. Machmud mengatakan, Surabaya sebenarnya sudah lama melakukan inovasi di bidang data center meliputi e-procurementatau e-budgetingsementara kota-kota lain, seperti Jakarta baru akan memulai. “Harusnya kota-kota lain di Indonesia dan juga dunia, meniru apa yang telah dilakukan Surabaya. Kalau diadopsi, saya yakin Indonesia jadinya akan lebih baik karena korupsi secara administrasi akan bisa ditekan,” ujar Machmud.
Pemkot Surabaya memang menjadi pemerintah kota yang melek teknologi. Bahkan, di Indonesia, Pemkot Surabaya merupakan pionir. Sejak November 2011, sudah ada Media Center Pemkot Surabaya yang merupakan salah satu implementasi dari model open government dengan membuka akses komunikasi yang efektif dan efisien dengan masyarakat yang terkait dengan proses pembangunan dan pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya.
Media Center merupakan sistem pelayanan informasi terintegrasi bagi masyarakat Surabaya yang ingin berpartisipasi dalam perkembangan pembangunan kota Surabaya. Bentuk partisipasi masyarakat terwujud dalam keluhan, pengaduan, kritik, saran, dan pertanyaan yang terkait proses pembangunan dan pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya. Dalam menyampaikan keluhan atau permohonan informasi, masyarakat bisa memilih akses yang dibuka Media Center melalui berbagai macam media, yaitu telepon, SMS, website, email, faksimile, facebook, twitter, dan portal.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, jumlah keluhan dan permohonan informasi dari masyarakat yang masuk melalui Media Center sampai November 2011 atau sebelum dirilis Media Center adalah sebesar 698. Sementara pada tahun 2012 sebesar 2717. Lalu, sejak Januari hingga September 2013 saja sudah mencapai 2.500.
Meningkatnya jumlah tersebut bukan berarti kinerja Pemkot menurun. Namun, karena Pemkot telah membuka akses komunikasi seluas-luasnya yang disambut respons positif warga yang menilai Media Center sebagai sarana tepat dalam menyampaikan keluhan atau permohonan informasi tentang Pemkot. Dari 2.500 total keluhan dan permintaan informasi yang masuk ke Media Center pada Januari hingga September 2013, sebanyak 1.888 di antaranya permohonan informasi yang menandakan kepercayaan publik terhadap pelayanan informasi dari pemkot yang akuntabel dan transparan.
Transparansi informasi sendiri merupakan salah satu indikator dari good governance. Selain itu, penerapan Standard Operating Procedure (SOP) juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepercayaan masyarakat yang melapor meningkat. Ada dua SOP yang diterapkan, yakni respons maksimal 1x60 menit untuk berintegrasi dengan tim Pelayanan Keluhan/ Pengaduan Masyarakat (TPKPM) di masing-masing SKPD dan juga respons maksimal 1x24 jam dalam memberikan jawaban kepada masyarakat yang melapor.
Sementara Broadband Learning Center (BLC) merupakan fasilitas pembelajaran IT yang dapat dinikmati oleh masyarakat Surabaya secara gratis agar warga Surabaya melekIT. Ini merupakan salah satu upaya percepatan menuju Surabaya Cyber City. BLC hadir di lokasi-lokasi yang dekat dengan ruang publik seperti taman kota dan rumah susun (rusun), sehingga mudah diakses oleh masyarakat. Broadband Learning Centre (BLC) didukung oleh PT Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur melalui CSR (corporate social responsibility) dengan membuat kesepakatan dalam MOU bersama Pemerintah Kota Surabaya. Selanjutnya BLC dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya
Sumber: sindo.com