Tenaga Kerja Indonesia |
Indonesia menjadi negara ke-empat dunia dengan modal tenaga kerja
dan sumber daya manusia terbaik dan menduduki ranking ke-sepuluh untuk
pertumbuhan dan ekonomi. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan Indeks
Dinamika Global Grant Thornton (Grant Thornton Global Dynamism
Index/GDI) tahun 2013 yang menakar dan meranking lingkungan pertumbuhan
ekonomi dari 60 negara dengan ekonomi yang kuat.
Kapabilitas modal tenaga kerja dan sumberdaya manusia yang kuat
dihasilkan dari berbagai macam faktor yang termasuk diantaranya adalah
pertumbuhan produktivitas tenaga kerja, tingkat pengangguran, serta
waktu yang dihabiskan untuk pendidikan dan umur populasi.
“Indonesia naik ke lima besar dibandingkan tahun 2012,” kata Johanna
Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia dalam siaran persnya.
Gani menambahkan peluang-peluang bisnis sangat kuat di Indonesia
namun masih membutuhkan orang-orang yang tepat untuk menerjemahkan
peluang-peluang tersebut agar menjadi pertumbuhan. Sumberdaya manusia
yang tepat akan bisa meningkatkan produktivitas, menghemat waktu dan
biaya organisasi/perusahaan serta pada akhirnya akan bisa mengembangkan
bisnis, terutama di negara dengan populasi yang muda dan ambisius. “Hal
ini mencerminkan kondisi Indonesia saat ini dimana rata-rata usia
produktifnya 28.5 tahun,” ujar Gani.
Dalam hal ekonomi dan pertumbuhan, sebuah lingkungan bisnis yang
dinamis membutuhkan tuntutan yang sesuai dengan produk dan layanan untuk
berkembang. Pasar-pasar baru seperti Indonesia cenderung memiliki
keuntungan dalam kategori ini, khususnya karena negara ini kaya sumber
daya alam seperti mineral, hutan tanaman industri dan sumber panas
bumi. Walaupun saat ini ada defisit perdagangan, Indonesia sedang
merencanakan untuk melonggarkan undang-undang ekspor, misalnya untuk
biji mineral guna mendorong perdagangan. Indonesia juga mendapatkan
keuntungan dari tenaga kerja dengan upah terjangkau yang memberi potensi
pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.
Didirikan bersamaan dengan lembaga survei Economist Intelligence
Unit, GDI menakar dinamika 60 negara dengan ekonomi yang kuat. Dinamika
tersebut mengacu pada perubahan-perubahan dalam sebuah negara yang
kemungkinan akan membawa tingkat pertumbuhan yang cepat di masa datang
dan GDI meranking perkembangan dari lingkungan pertumbuhan bisnis dari
tiap negara pada tahun sebelumnya. Tingkat ekonomi negara di ranking
atas 22 indikator dari lima kategori: lingkungan operasional bisnis,
ilmu pengetahuan dan teknologi, modal tenaga kerja dan SDM, lingkungan
keuangan, ekonomi dan pertumbuhan.
Seperti sejumlah kekuatan ekonomi yang baru muncul lainnya di kawasan
Asia Pasifik, Indonesia memiliki kinerja baik dan melampaui
kekuatan-kekuatan ekonomi lain yang baru muncul di Afrika serta kekuatan
ekonomi yang sudah mapan di Eropa Timur. Secara keseluruhan, Australia
menduduki ranking pertama pada Indeks Dinamika Global 2013, namun
Indonesia mendapat penilaian lebih baik dari Australia terkait dengan
beberapa faktor kunci: presentasi jumlah penduduk berusia dibawah 30
tahun (Indonesia 54%/Australia 23%); pertumbuhan produktivitas tenaga
kerja dibandingkan dengan tahun 2012 (Indonesia 79%/Australia 56%) dan
pertumbuhan riil GDP dibandingkan dengan tahun 2012 (Indonesia
90%/Australia 70%).
Sumber: marketeers.com