Ronny Gani, animator Indonesia yang terlibat dalam pengerjaan film "Pacific Rim" |
Di balik kesuksesan film animasi "Pacific Rim" yang masih diputar di
bioskop-bioskop di Tanah Air saat ini, ternyata ada sentuhan seorang
animator Indonesia. Dialah Ronny Gani, seorang animator muda yang
bekerja di Industrial Light & Magic, di Singapura, anak perusahaan
Lucas Film Group, yang menggarap film tersebut. "Kalau di Pacific Rim saya
mengerjakan animasinya. Jadi saya menggerak-gerakkan karakter-karakter
yang ada di film itu," ujar Ronny dalam wawancara yang dilansir situs
VOA. Ia mengatakan, sebagai animator, ia punya peran memainkan visual effects sehingga gerakan karakter dalan animasi menjadi lebih hidup dan masuk akal.
Ini bukanlah debut pertamanya menggarap animasi-animasi di film
Hollywood. Ronny sebelumnya juga terlibat dalam penggarapan film the
Avengers yang dirilis tahun 2012. "Kebetulan sekali waktu saya pertama kali mulai bekerja di Industrial Light & Magic, proyek yang sedang dikerjakan adalah The Avengers.
Jadi otomatis saya ikut terlibat dalam proyek itu. Secara garis besar
grup Industrial Light & Magic itu mengerjakan bagian akhir film di
bagian aliennya sudah mulai menginvasi," kata Ronny.
Pekerjaan sebagai animator sebenarnya bukan cita-citanya saat kecil.
Bahkan sampai usai kuliah ia mungkin belum membayangkan profesinya
sekarang karena Ronny adalah lulusan S1 Jurusan Arsitektur Universitas
Indonesia. "Selama kuliah saya merasa kurang sreg dengan bidang yang saya pelajari dan akhirnya coba-coba cari saya punya passion apa selain bidang arsitektur ini," kata Ronny. Kecintaan Ronny terhadap seni ternyata cukup kuat untuk membuatnya
mempelajari bidang tersebut lebih dalam lagi secara otodidak.
"Saya pelajari 3D software yang saat itu saya pakai untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Akhirnya saya tahu kalau penggunaan 3D software itu ternyata bisa diaplikasikan ke industri film, dalam hal ini animasi dan visual effects," ujarnya. Tanpa memiliki pendidikan formal dan pengalaman, Ronny kemudian membuat portfolio dan mencari pekerjaan di bidang yang diinginkannya, yaitu animasi.
"Saya mendapat pekerjaan pertama saya di Batam. Saat itu saya tinggal di Jakarta dan saya harus relokasi ke Batam, dan kerja di sana satu tahun," ujarnya. Di Batam pekerjaan pertamanya sebagai animator adalah mengerjakan proyek film "Sing to the Dawn", sebuah proyek kolaborasi antara studio animasi di Batam dengan perusahaan Singapura. Filmnya sendiri rilis di Singapura dan di Indonesia dengan judul Merah Mimpi.
"Saya pelajari 3D software yang saat itu saya pakai untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Akhirnya saya tahu kalau penggunaan 3D software itu ternyata bisa diaplikasikan ke industri film, dalam hal ini animasi dan visual effects," ujarnya. Tanpa memiliki pendidikan formal dan pengalaman, Ronny kemudian membuat portfolio dan mencari pekerjaan di bidang yang diinginkannya, yaitu animasi.
"Saya mendapat pekerjaan pertama saya di Batam. Saat itu saya tinggal di Jakarta dan saya harus relokasi ke Batam, dan kerja di sana satu tahun," ujarnya. Di Batam pekerjaan pertamanya sebagai animator adalah mengerjakan proyek film "Sing to the Dawn", sebuah proyek kolaborasi antara studio animasi di Batam dengan perusahaan Singapura. Filmnya sendiri rilis di Singapura dan di Indonesia dengan judul Merah Mimpi.
Setelah mendapat pengalaman kerja di Batam, akhirnya Ronny memutuskan
untuk mencari pekerjaan di Singapura sebagai batu loncatan. Proses
pencarian kerjanya pun juga sangat mudah dan semuanya dilakukan melalui
online di Internet, sampai akhirnya diterima dan diberi izin kerja. Awalnya
ia bekerja di perusahaan lokal Singapura, Sparky Animation. Sparky
Animation adalah sebuah perusahaan animasi yang mengerjakan
proyek-proyek skala kecil, seperti serial TV dan film DVD.
Setelah enam bulan bekerja di sana, Ronny kemudian mendapatkan pekerjaan di Lucas Film Animation di Singapura selama kurang lebih empat tahun. Di Lucas Film, ia terlibat dalam pembuatan serial TV Star Wars: The Clone Wars untuk musim tayang ke-2, 3, dan 4. Setelah berkarir di bidang animasi selama beberapa tahun, Ronny mengaku pekerjaannya sebagai animator ini bukanlah pekerjaan impian, namun bisa dikatakan sebagai suatu proses dalam karirnya.
"Saya aja kuliahnya arsitektur. Yah, lebih seperti proses saja kali ya, sampai saya akhirnya ada disini. Dan saya mensyukuri. Harus mensyukuri saya bisa ada di sini. Tapi ini bukan sesuatu yang memang dari kecil saya impikan, seperti cita-cita saya mau jadi pilot atau apa lalu saya menyebut animator, tidak. Tapi memang dari kecil saya suka film animasi dan hal-hal yang sifatnya seni," jelas Ronny.
Setelah enam bulan bekerja di sana, Ronny kemudian mendapatkan pekerjaan di Lucas Film Animation di Singapura selama kurang lebih empat tahun. Di Lucas Film, ia terlibat dalam pembuatan serial TV Star Wars: The Clone Wars untuk musim tayang ke-2, 3, dan 4. Setelah berkarir di bidang animasi selama beberapa tahun, Ronny mengaku pekerjaannya sebagai animator ini bukanlah pekerjaan impian, namun bisa dikatakan sebagai suatu proses dalam karirnya.
"Saya aja kuliahnya arsitektur. Yah, lebih seperti proses saja kali ya, sampai saya akhirnya ada disini. Dan saya mensyukuri. Harus mensyukuri saya bisa ada di sini. Tapi ini bukan sesuatu yang memang dari kecil saya impikan, seperti cita-cita saya mau jadi pilot atau apa lalu saya menyebut animator, tidak. Tapi memang dari kecil saya suka film animasi dan hal-hal yang sifatnya seni," jelas Ronny.
Sumber: nationalgeographic.co.id