Muhamad Akmal Rizqi (34) ke jenjang bergengsi di maskapai papan atas Amerika Serikat, United Airlines |
Menekuni bidang perawatan pesawat (MRO), khususnya
spesialisasi avionika, telah mengantarkan Muhamad Akmal Rizqi (34) ke
jenjang bergengsi di maskapai papan atas Amerika Serikat, United
Airlines, yang memiliki jumlah armada pesawat total sebanyak 1.264 unit,
destinasi pernerbangan terbesar yakni 373 rute, serta 85.000 karyawan.
Di maskapai berlogo bola dunia ini saat ini Rizqi dipercaya menjadi
Kepala Proyek Avionika Boeing 787 Dreamliner, setelah
sebelumnya menangani berbagai pesawat yang dimiliki United Airlines baik
buatan Airbus maupun Boeing. Boleh dibilang ia merupakan “dokter
spesialis syaraf” pesawat Boeing 787, yakni untuk masalah software dan avioniknya.
Ketika baterai pesawat 787 Dreamliner pada
Januari lalu bermasalah dan mengemuka menjadi perhatian dunia,
menyebabkan 50 pesawat 787 yang sudah dioperasikan berbagai operatornya
harus di-grounded sementara, Rizqi bersama tim United Airline
dan Boeing segera mencari solusinya. Dua baterai Lithium-Ion yang
memanas dan menyebabkan tidak berfungsinya sumber kelistrikan tersebut,
setelah diselidiki ternyata membutuhkan desain housing baru dengan penambahan ventilasi udara.
Sebagaimana diberitakan, pada 16 Januari 2013 pesawat Boeing 787 Dreamliner
Flight 692 milik maskapai All Nippon Airways (ANA) terpaksa melakukan
pendaratan darurat di Bandara Takamatsu, Jepang karena instrumen pesawat
memberikan peringatan adanya kebakaran pada baterai pesawat. Menyusul
kejadian tersebut Badan Penerabangan Federal (FAA) segera menurunkan
maklumat “temporary cease operation” Boeing 787 bagi selurugh operator
pesawat terbaru Boeing ini.
Sebelumnya, beberapa masalah pada baterai ini juga dirasakan Japan
Airlines, Qatar Airways, dan United Airlines yang juga menggunakan
pesawat ini. Boeing 787 merupakan pesawat masa depan andalan Boeing
berkapasitas 210-250 penumpang yang memiliki tingkat efisiensi bahan
bakar lebih irit 20% dibanding pesawat-pesawat lain di kelasnya.
“Sebenarnya masalah baterai adalah masalah dari vendor, namun tim United Airlines dan Boeing segera melakukan perbaikan terkait housing-nya. Dan setelah enam bulan kami berhasil mengatasinya,” ujar Rizqi kepada Angkasa di Jakarta saat ia “pulang kampung”, bulan lalu. United Airlines saat in mengoperasikan tujuh Dreamliner dari jumlah pesanan hingga 50 unit.
Dibawa ke AS
Kiprah Rizqi di United Airlines diawali tahun 2006
setelah ia bekerja di beberapa maskapai seperti Jet Blue, Tower Air,
Kalita Air, dan Continental Airlines. Rizqi dibawa ke negeri Paman Sam
oleh ayahnya, Mucharor Zuhri asal Blitar, yang berprofesi sebagai chef
dan bekerja di restoran Nusantara di New York ketika masih bersekolah
di SDN 07 Pagi, Jakarta. Rizqi lalu meneruskan sekolah dasar di sana dan
masuk ke tingkat SMA di Aviation High School, Queens, New York, lulus
1998.
Sumber: angkasa.co.id